Penipuan data (data fraud) merujuk pada tindakan yang sengaja memanipulasi, mengubah, atau mengelabui data dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan atau merugikan orang lain. Hal ini sering dilakukan dengan tujuan untuk mencuri informasi sensitif, mencuri identitas, melakukan penipuan keuangan, atau merusak reputasi seseorang atau organisasi.
Beberapa modus sering digunakan dalam rangka melakukan pencurian data pribadi ini. Jelas, mengenali modus-modus ini dapat membantu seseorang, atau bahkan perusahaan, dalam rangka menghindari pencurian data-data milik pribadi yang bersifat sensitif.
Social Engineering
Modus pertama ini merupakan manipulasi psikologis dari sasaran pencurian data, sehingga sasaran dapat menguak suatu informasi rahasia. Biasa dilakukan melalui sambungan telepon atau internet, medus tersebut berupaya mendapatkan data korban dengan mengaku sebagai pihak dari suatu layanan atau bisnis tertentu. Manipulasi ini dilakukan hingga target percaya bahwa pelaku merupakan customer service atau sejenisnya. Ketika target sudah percaya, maka data pribadi akan diminta secara langsung. Target yang merasa memberikan data pribadi pada pihak yang memiliki kewenangan akan memberikannya secara sukarela, dengan harapan permasalahannya segera selesai. Saat data diperoleh, tujuan dari pelaku sudah tercapai, dan kerugian akan muncul dari korbannya.
Penggunaan Malware
Malicious software, merupakan program yang dengan sengaja dirancang untuk melakukan perusakan di sistem komputer atau sistem pengelolaan data tertentu. Malware sendiri memiliki banyak jenis, dan semuanya memiliki tujuan destruktif untuk salah satu pihak. Salah satu jenis malware yang awam digunakan adalah spyware, yang dapat mengumpulkan data dari perangkat yang sudah disusupi kepada pihak lain tanpa persetujuan. Seperti namanya, perangkat lunak ini bertindak sebagai mata-mata yang terus mengalirkan informasi pada pihak lain tanpa izin. Ketika spyware telah menyerang, besar kemungkinan pencurian data pribadi terjadi. Spyware dapat dengan mudah merekam data login berbagai akun yang Anda gunakan di perangkat komputer atau smartphone, sehingga dapat membawa kerugian yang besar.
Pinjaman Online
Modus ketiga ini terbilang populer beberapa waktu belakangan, dengan cara yang cukup mencolok. Pelaku akan menawarkan pinjaman online secara mudah dan cepat, dan dalam jumlah yang besar. Sasaran hanya perlu mengunggah foto bersama KTP yang dimilikinya sebagai syarat. Namun jelas, pinjaman ini memiliki bunga yang tinggi dan justru menjadi hal yang merugikan bagi target atau korbannya. Identitas yang sudah dimiliki oleh pelaku kemudian dimanfaatkan guna melakukan intimidasi, pengancaman, dan penyalahgunaan lain yang dapat merugikan korbannya
Solusi
1. Keamanan Data yang Kuat: Perusahaan harus menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data pelanggan.
2. Pelatihan Karyawan: Karyawan perusahaan harus dilatih tentang pentingnya keamanan data dan praktik terbaik untuk melindungi informasi pelanggan.
3. Sistem Deteksi Intrusi: Menerapkan sistem deteksi intrusi yang canggih dapat membantu mengidentifikasi upaya tidak sah untuk mengakses atau menggunakan data secara ilegal.
Komentar
Posting Komentar